Tempat
ibadah Sulaiman atau Haikal Sulaiman terletak di Ursyilim (Yarusalem). Ia adalah
sentral ibadah kaum Yahudi dan simbol sejarah kaum Yahudi serta sebagai
kebanggaan mereka. Raja Sulaiman telah membangunnya dan mengeluarkan harta yang
tidak sedikit untuk mendirikannya. Bahkan ia memerlukan seratus delapan puluh
ribu pekerja. Sulaiman telah mendatangkan emas dari Thirsis dan kayu dari
Lebanon dan batu mulia dari Yaman. Setelah tujuh tahun dari pembangunan yang
terus-menerus, Haikal Sulaiman menjadi sempurna. Saat itu ia menjadi kekaguman
dan simbol kejayaan di dunia.
Berulang
kali ada usaha untuk menghancurkan bangunan tersebut. Orang- orang yang tamak
dan para penyerang bertujuan untuk merampas harta benda yang bernilai yang
terdapat dalam Haikal Sulaiman. Mereka merosak sebahagian darinya lalu salah
seorang raja berusaha memperbaikinya kerana saking cintanya kepada orang-orang
Yahudi. Pada kali ini pembangunan tempat beribadah itu membutuhkan waktu empat
puluh enam tahun sehingga ia pun menjadi suatu bangunan yang besar yang
menakjubkan yang dikelilingi oleh tiga pagar besar. Ia terdiri dari dua halaman
besar: yaitu halaman luar dan halaman dalam. Halaman dalam dibangun di atas
tiang-tiang ganda yang terbuat dari marmar. Sedangkan halaman luar dari tempat
ibadah itu meliputi gerbang-gerbang besar yang ditutup oleh emas dan sepuluh
pintu gerbang dilapisi dengan tembaga Kurnusus. Para raja terus memberikan
hadiah untuk pembangunan dan penyempurnaan tempat ibadah itu sampai akhir
zamannya, sehingga tempat peribadatan itu memuat perbendaharaan harta yang tidak
ternilai.
Tujuan
utama dari pembangunan Haikal Sulaiman adalah untuk menyembah kepada Allah s.w.t
di dalamnya. Tempat ibadah itu merupakan masjid bagi orang-orang yang bertauhid
dan orang-orang mukmin. Tentu keindahan dan kebesarannya tidak dimaksudkan
memalingkan manusia dari menyembah selain Allah s.w.t. Dan barangkali kebesaran
bangunan itu merupakan simbol kekuatan negara dan kekuatan akidahnya. Namun
sesuai dengan perjalanan waktu, mulailah terjadi perubahan dan penyimpangan.
Seharusnya ibadah hanya ditujukan kepada Allah s.w.t, tiba-tiba kaum berpaling
dan malah mengagumi kulit dan meninggalkan hakikat.
Akhirnya, nasib tempat ibadah itu sama dengan nasib yang
dialami tempat-tempat ibadah lainnya. Haikal Sulaiman adalah simbol tauhid dan
penyembahan kepada Allah s.w.t yang tiada sekutu bagi-Nya. Kemudian berlalulah
tahun demi tahun sehingga berubahlah haikal itu menjadi lempengan emas yang
mengkilat yang menyembunyikan di bawahnya kepentingan agama
Yahudi.
"Orang-orang Yahudi menodai kesucian tempat ibadah itu dan
mereka melecehkan keindahannya di mana mereka menjadikannya sebagai pasar,
tempat jual-beli. Kemudian tempat itu disesaki oleh para penjual sapi, kambing,
dan merpati hingga tempat itu menjadi kotor dan berubah menjadi kandang
binatang. Di tempat itu terjadi kegaduhan dan kebisingan di mana orang-orang
melakukan transaksi jual-beli dan menukar wang di situ." (Injil
Matta)
Ketika
tempat ibadah itu kehilangan hakikatnya dan menjadi pasar tempat berdagang,
Allah s.w.t mengutus orang-orang yang menghancurkan tempat itu. Allah s.w.t
berfirman:
"Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab
itu: 'Sesungguhnya kamu akan membuat kerosakan di muka bumi ini dua kali dan
pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila
datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami
datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu
mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti
terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka
kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan
kamu sekelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (bererti) kamu berbuat
baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) yang
kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka- muka kamu dan
mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh- musuhmu memasukinya pada kali
pertama dan membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat-Nya kepadamu; dan kiranya kamu
kembali kepada (kederhakaan), nescaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan
neraka Jahanam penjara bagi orang- orang yang tidak beriman." (QS. al-Isra':
4-8)
Ayat-ayat tersebut menunjukkan tentang hukum azali yang
tidak pernah berubah pada kehidupan bangsa dan umat di mana umat itu akan tampak
kuat selama mereka berpegangan dengan tali Allah s.w.t dan ketika mereka
meninggalkan hakikat kekuatan. iaitu kekuatan yang bersandar kepada Allah s.w.t
dan mereka memilih menyembah selain-Nya dan menjadikan dunia sebagai tujuan
hidup mereka, maka ketika ini terjadi, Allah s.w.t akan mengutus kepada mereka
orang-orang yang menghancurkan mereka.
Para
mufasir menyebutkan bagaimana terjadinya peristiwa penghancuran Haikal Sulaiman
dan penghancuran Baitul Maqdis. Mereka mengatakan: "Allah s.w.t mewahyukan
kepada salah seorang nabi dari kalangan Bani Israil yang bernama Armiya ketika
muncul berbagai kemaksiatan di tengah-tengah mereka, hendaklah engkau
menyampaikan kepada kaummu dan beritahukan kepada mereka bahawa mereka memiliki
hati tetapi mereka tidak mengerti; mereka memiliki mata tetapi mereka tidak
melihat; dan mereka memiliki telinga tetapi mereka tidak
mendengar.
Kemudian
nabi itu menerima wahyu dan ia diperintahkan untuk bertanya kepada Bani Israil,
apakah salah seorang mereka merasa gembira ketika bermaksiat kepada Allah s.w.t,
dan apakah seseorang merasa sedih dan gelisah ketika taat kepada Allah s.w.t.
Haiwan biasanya ingat kepada tempat asalnya dan kembali kepadanya,
sedangkan kaum itu justru meninggalkan asal-muasal mereka yang
hakiki, yaitu hakikat tauhid. Jadi, sebenarnya mereka lebih jahat dari
binatang."
Demikianlah kalimat-kalimat Ilahi disampaikan di
tengah-tengah para pendeta dan para penguasa, namun para pendeta justru membuat
tuhan lain selain Allah s.w.t dan mereka menggiring manusia untuk menyembah
sesama manusia. Adapun para penguasa, mereka membangkang pada nikmat Allah s.w.t
dan merasa tenang dengan azab Allah s.w.t yang dahsyat. Mereka tertipu dengan
dunia. Mereka mencampakkan Kitab Allah s.w.t dan melupakan janji-Nya. Mereka
mengubah-ubah Kitab Allah s.w.t (Taurat). Mereka menciptakan kebohongan kepada
para rasul-Nya dan membunuh mereka tanpa alasan yang benar.
Sedangkan para fuqaha dan orang-orang cerdik, mereka
mempelajari sesuatu sesuai dengan kepentingan mereka. Mereka mengambil
sebahagian Kitab dan meninggalkan sebahagiannya. Mereka mendukung para penguasa
yang lalim yang membuat penyelewengan dalam agama. Mereka justru mentaati
penguasa itu meskipun benar-benar bermaksiat kepada Allah s.w.t. Mereka
membatalkan perjanjian dengan Allah s.w.t.
Sementara itu, anak-anak nabi, maka mereka menjadi
orang-orang yang kalah. mereka berharap agar Allah s.w.t menolong mereka seperti
ayah- ayah mereka ditolong. Mereka tidak ingat bagaimana sikap wara' ayah- ayah
mereka dan bagaimana mereka mencurahkan usaha mereka, bahkan darah mereka
tertumpah tetapi mereka sabar dan mereka tetap percaya kepada janji Allah s.w.t,
sehingga Dia memuliakan agamanya dan memenangkan mereka.
Demikianlah Armiya terus menyiarkan berita tentang
kebenaran dan mengingatkan kaumnya dan memberi mereka kesempatan terakhir untuk
bangkit dan kembali pada agama tauhid. Kalau tidak, Allah s.w.t akan mengutus
kepada mereka seorang penguasa yang bengis di mana pasukannya bagaikan sekawanan
awan yang akan menghancurkan bangunan-bangunan yang mereka bangun dan akan
meninggalkan desa yang mereka huni dalam keadaan yang mengerikan. Ibnu Katsir
berkata dengan menukil apa yang dinyatakan oleh Ibnu Asakir:
"Duhai
Ilya dan penghuninya, bagaimana mereka dihinakan dengan pembunuhan dan mereka
menjadi tawanan-tawanan yang hina, tempat- tempat istana mereka yang mengagumkan
menjadi tempat-tempat tinggalnya haiwan-haiwan buas. Aku akan menghancurkan
mereka dengan berbagai azab. Jika langit menurunkan hujan di atas bumi, maka
bumi tidak akan tumbuh. Bila tumbuh suatu tumbuhan di bumi, maka itu adalah
sebagai rahmat-Ku terhadap binatang-binatang. Jika mereka menanam sesuatu, maka
tanaman mereka akan dikuasai oleh hama dan jika ada tumbuhan yang selamat
darinya, maka Aku akan cabut darinya keberkahan, dan jika mereka berdoa Aku
tidak akan mengabulkan dan jika mereka meminta, maka Aku tidak akan memberi dan
jika mereka menangis, maka aku tidak akan menyayangi, dan jika mereka berusaha
bersikap rendah diri, maka Aku akan memalingkan wajah-Ku dari
mereka."
Ilya
menyampaikan kepada kaumnya tentang azab Allah s.w.t yang akan meliputi segala
sesuatu, namun orang-orang Yahudi menyambut dakwahnya dengan kebohongan dan
kemaksiatan dan mereka menuduhnya dengan kebohongan.
Mereka
berkata kepadanya, "Bagaimana engkau berbohong dan mengaku bahawa Allah s.w.t
akan menghancurkan bumi-Nya dan masjid-masjid- Nya lalu siapa yang akan
menyembah-Nya jika tidak ada seorang pun di muka bumi yang menyembah-Nya, juga
tidak ada masjid dan tidak ada Kitab. Sungguh engkau telah gila wahai Ilya."
Akhirnya pertentangan antara Ilya dan kaumnya berakhir pada pemenjaraannya. Pada
saat yang sama, datanglah pasukan Bakhtansir menuju mereka. Orang-orang Yahudi
terkejut ketika mendengar suara derap kaki kuda dan suara panah-panah yang
melayang dan bau kebakaran. Pasukan itu memasuki desa-desa dan kota-kota. Mereka
mengelilingi segenap penjuru kota dan desa. Pemimpin pasukan itu menyerbu
orang-orang Yahudi dan menghancurkan mereka: sepertiga dibunuh, sepertiga
ditawan, sementara wanita-wanita tua dan lelaki-lelaki tua dibiarkan
hidup.
Baitul
Maqdis dihancurkan dan tempat ibadah itu pun hancur. Orang- orang laki-laki
dibunuh dan benteng-benteng kukuh pun dibakar, bahkan ulama-ulamanya dan
fuqaha-fuqahanya dibunuh dan tak seorang pun hidup di antara mereka. Rumah-rumah
orang-orang Yahudi tidak lagi dihuni kecuali oleh burung hantu dan binatang
buas. Lalu sebahagian orang-orang Yahudi dari Bani Israil meninggalkan tempat
itu dan tempat itu pun menjadi tempat yang tandus untuk waktu yang lama sehingga
Allah s.w.t mengizinkan kepada sebahagian cucu dari kaum itu untuk kembali dan
mereka pun kembali.
ARTIKEL SEJARAH LAINNYA :
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: Tempat Ibadah Nabi Sulaiman as
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel Tempat Ibadah Nabi Sulaiman as ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Judul: Tempat Ibadah Nabi Sulaiman as
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel Tempat Ibadah Nabi Sulaiman as ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
0 komentar:
Post a Comment